Taking too long? Close loading screen.

Metodologi kami

Pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data: survey terhadap awak media, kuesioner online dan wawancara mendalam dengan para pemimpin media secara daring maupun panggilan video. Pendekatan dengan dua metode ini dimaksudkan untuk memahami pola-pola kekerasan seksual di ruang redaksi dan mengukur persepsi dari posisi atasan dalam organisasi media.

Jawaban atas pertanyaan dibuat tanpa identitas responden dan peserta wawancara diminta untuk membuat nama samaran untuk melindungi identitas mereka.

Pengumpulan data dilakukan pada November 2020. Survey dan wawancara medalam dilakukan secara jarak jauh untuk mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Semua proses pengumpulan data dilakukan dalam bahasa lokal. Setelah mengisi pertanyaan saringan, 250 peserta mulai mengikuti survey dan 184 orang berhasil menyelesaikannya. Rata-rata peserta mengisi survey selama 19 menit hingga selesai.Secara total 16 wawancara mendalam telah dilakukan dengan para manajer dan pemimpin dari berbagai organisasi media, 13 di antaranya adalah perwakilan media daerah. Para peserta wawancara adalah media yang sudah pernah bekerjasama dengan WAN-IFRA dan Women in News dalam berbagai program (baik peningkatan kapasitas maupun advokasi) dan para pemimpin media yang bersedia mengikuti diskusi tentang kekerasan seksual (dengan atau tanpa pernah berhubungan dengan WAN-IFRA sebelumnya). Dalam kasus studi Rusia, termasuk di dalamnya adalah organisasi-organisasi yang telah berpartisipasi dalam pelatihan-pelatihan ANRI-Media. Wawancara rata-rata berjalan selama 40 menit.

Definisi, bahasa dan ukuran sampel

WIN menyadari bahwa bahasa yang menggambarkan gender dan seksualitas terus berkembang dengan cepat, bahkan saat laporan ini ditulis. Penyempurnaan kata dan definisinya didasarkan pada pemahaman kami tentang perkembangan kompleksitas ungkapan terkait seksualitas dan gender.

Pada penelitian ini, peserta memilih identitasnya sebagai Perempuan, Laki-Laki, atau Gender Nonbiner. Jumlah responden yang memilih identitas gender nonbiner relatif kecil. Meskipun tidak mengurangi jumlah pengalaman, data ini memberikan tantangan secara statistik karena menemukan korelasi signifikan antardata sulit dilakukan. Uji statistik biasanya membutuhkan ukuran sampel yang lebih besar untuk memastikan tercapainya distribusi perwakilan dari populasi dan agar sampel dapat dianggap sebagai perwakilan sebuah kelompok masyarakat yang hasilnya dapat digeneralisir atau dialihkan. Itu sebabnya fakta ini perlu dipertimbangkan. Namun, data menunjukkan bahwa pengalaman pelecehan seksual seluruh kelompok perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, meskipun jumlahnya kecil, kami tetap mempertimbangkan data ini.

WIN membenarkan adanya perbedaan yang besar dalam aspek ukuran, tingkat pembangunan, sistem politik, hukum dan ekonomi, letak geografis, budaya, dan sejarah di setiap negara. Maka dari itu, untuk fase penelitian ini, kami fokus pada pola regional terkait pengalaman kekerasan seksual.

Menurut WIN, kekerasan seksual adalah perilaku yang tidak diinginkan, menyinggung, dan menyiratkan perbuatan seksual yang merendahkan martabat seseorang dan membuatnya merasa lebih rendah, terhina, terintimidasi, atau terancam.

Penghitungan Visualisasi Data

Saat kedua kekerasan verbal dan fisik dihitung untuk divisualisasikan, gabungan persentase verbal dan fisik digunakan untuk menghitung rata-rata:

*total sama dengan jumlah semua yang menjawab pertanyaan.

Data interpretation

Percentages are of the participants of any given region/country – ie) 40% of the 2,005 participants in the study experienced verbal sexual harassment. These are reflected as bubbles in the graphics. If no participant responded they had experienced sexual harassment, the bubble does not appear.